Recent Posts

Seoul Escape (Episode 1)



Melalui sebuah rencana dadakan, aku dan Catharine berakhir dengan mengunjungi Korea Selatan pada bulan April lalu, sekitar 10 hari sebelum keberangkatanku ke Bali. Jadinya sepulang dari Korea aku hanya masuk kerja sehari lalu kemudian cuti lagi untuk berlibur ke Bali. 

Korea Selatan belakangan menjadi salah satu negara yang cukup ramai dikunjungi yang menurutku dikarenakan efek dari Kpop dan film-film Korea. Apply visa Korea cukup mudah, syarat dokumennya cukup standard dan prosesnya cukup cepat. Kalau di websitenya bilang sih hanya butuh 3 hari kerja sementara karena aku lewat tour membutuhkan waktu seminggu untuk Visanya. Keberangkatan tanggal 10 April jam 11 malam adalah waktu yang pas untuk melewati 6.5 jam perjalanan dengan tidur dan tiba di Korea sudah pagi. 



Kesulitan pertama ketika sampai di negara orang tanpa menggunakan tour adalah bagaimana cara menggunakan transportasi umumnya. Kebetulan aku dan Cath punya teman yang sedang menempuh S2 dan S3 di Korea dan sudah cukup lama tinggal di sana sehingga aku cukup bertanya kepadanya. Pertama ketika tiba di Bandara adalah mencari convenience store terdekat untuk membeli SIM card dan T money (payment card untuk transportasi). Salah satu cara untuk mencapai hotel ku adalah dengan naik Airport Rail Road atau menggunakan bus. Karena aku baru sampai dan masih belum berani coba-coba dengan 2 koper besar yang aku bawa, aku memutuskan menggunakan bus yang menurutku mirip bus tour, koper ku di simpan dibagian compartment bus yang terletak di sebelah roda bus, bus sangat nyaman dan cukup besar. Di bagian sebelah supir dekat pintu masuk bus disediakan space lagi untuk meletakan barang-barang yang tidak dimasukan ke compartement. Biaya bus adalah 10,000 Won, cukup mahal memang dan pembayaran bisa dilakukan dengan tapping kartu Tmoney atau cash. Oya, karena aku berangkat pada minggu kedua April, cuacanya disini masih cukup dingin namun cukup sejuk.

Ever8 Residence Hotel

Setelah menempuh sekitar setengah jam perjalanan kami tiba di terminal Ewha University. Kami kesulitan menemukan hotel sehingga harus sedikit berputar-putar, pada akhirnya kami memutuskan menelepon Williem, teman kami yang tinggal di sana. Dia memandu kami by phone sehingga akhirnya tiba di hotel kami. Meskipun aku pergi pada musim Semi, udara di Korea masih sangat dingin. Kami menginap di hotel Ever8 Residence daerah Sinchon. Aku cukup suka dengan hotelnya karena sangat bersih dan mereka menyediakan mesin cuci, kompor listrik dan alat2 masak di dalam kamarnya. Jadi aku seperti merasa berada di apartemen studio. 





Hari pertama tiba di Korea tujuanku adalah mengunjungi Ewha woman university, ya kampus khusus wanita hanya berjarak sekitar 5 menit berjalan kaki dari hotelku, sepanjang jalan menuju kampus terlihat banyak sekali toko-toko yang menjual perlengkapan kosmetik dan fashion-fashion. Sesampainya disana aku sangat takjub dengan universitas di sana, universitas terlihat sangat-sangat besar dengan dihiasi taman yang luas dan beberapa pohon sakura. Setelah menjelajahi daerah sekitar kampus dan berfoto-foto, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Namsan tower. Williem datang di perjalanan untuk menemani kami dan dia mengatakan bahwa Namsan Tower sangat penuh pada hari weekend dan memang ketika kami mengantri bus, bus yang tiba sudah sangat penuh. Maka kami memutuskan mengunjungi Namsan Hanok Village. Sebuah kawasan area yang masih menampilkan bangunan-bangunan Korea saat masih zaman kerajaan. Kawasan tersebut cukup luas dan dengan udara yang cukup sejuk kami cukup betah berkeliling sambil mengobrol dan berfoto-foto. Tujuan kami berikutnya adalah mengunjungi Insadong, Insadong adalah sebuah daerah yang menjual kerajinan tangan Korea. Karena aku tidak terlalu suka dengan kerajinan tangan, maka kami hanya makan malam dan berkeliling sebentar. Teman kami, Renny juga kebetulan sedang acara tour dari kantornya ke Korea pada hari itu dan kami memutuskan untuk berkumpul di malam harinya. Sambil menunggu Renny selesai dari acara tournya, Williem mengajak kami mengunjungi Gwanghwamun dengan berjalan kaki. Dalam perjalanan kami dikejutkan dengan para polisi yang tiba-tiba menutup jalan raya dengan meminta para pengemudi mobil termasuk bus melakukan putar balik. Ternyata saat itu tengah terjadi demo dimana para pendemo yang terdiri dari banyak orang tersebut berjalan di jalan raya sambil membawa bendera dan berteriak-teriak. Ternyata itu adalah demo terhadap kasus tenggelamnya kapal trip ke Jeju island yang beritanya menewaskan banyak orang termasuk ratusan siswa SMA yang sedang dalam studi ke Jeju. Mereka meminta pemerintah setempat untuk segera mengangkut kapal yang tenggelam tersebut karena masih cukup banyak mayat yang ada di dalam kapal tersebut. 

King Sejong

Yi Sun Sin

Yi Sun Sin tampak menghadap kota Seoul

Cheonggyecheon

Gwanghwamun adalah sebuah area atau gerbang untuk menuju Gyeongbokgung Palace, disitu kita bisa melihat patung Yi Sun Sin yang sangat besar, salah seorang jenderal terkenal karena kemenangannya sewaktu berperang dengan Jepang. Selain itu terdapat pula patung King Sejong, yang kelihatannya merupakan salah satu raja terkenal pada zaman kerajaan Korea. Kami meneruskan perjalanan untuk melihat salah satu objek wisata aliran sungai yang cukup panjang yang dinamakan Cheonggyecheon. Airnya terlihat sangat jernih mengalir di tengah dan diapit oleh dua buah jalan yang kalau pada pagi hari sering dijadikan area maraton, dan kalau malam dijadikan area nongkrong dan berpacaran.. Area tersebut sangat bersih dan sangat sejuk beberapa orang terlihat duduk-duduk dipinggiran sambil menikmati pemandangan aliran sungai yang bisa merilekskan pikiran. 






Kami melanjutkan perjalanan untuk bertemu Renny, aku tidak tahu di daerah mana sudah kami berjalan karena kami hanya mengikuti Williem dan bertemu Renny di Seoul Cinema setelah dia menyelesaikan rangkaian acara terakhirnya pada hari itu dan bergabung bersama kami. Kami kemudian melanjutkan perjalanan untuk mencari makanan, karena Renny yang terlihat sangat ingin makan daging babi, maka kami memutuskan mampir ke sebuah restoran barbeque di daerah Jongno dan saat itu jam sudah menunjukan sekitar pukl 10 malam. Aku sudah cukup sering makan makanan Korea di Jakarta namun tetap ada perbedaan ketika makan di negara asalnya, daging barbeque terlihat jauh lebih tebal dibandingkan daging yang di sajikan di restoran Korea di Jakarta, dan entah kenapa aku jadi suka makan Kimchi sejak aku tiba disana. Padahal awalnya aku sangat tidak menyukai Kimchi. Setelah selesai makan kami mengakhiri perjalanan kami dan kembali ke hotel. 

(Bersambung)
Seoul Escape (Episode 1) Seoul Escape (Episode 1) Reviewed by Steven on August 21, 2015 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.